Postingan

Menampilkan postingan dengan label GORE

Cerpen: KOPLO

"Goyang lagi ahhh!!" Jamilah berteriak di atas panggung, mencoba untuk mencuri perhatian penonton di bawahnya.  "Goyang lagiii!" Penonton seketika menyahut serempak seolah-olah tak tahan lagi untuk segera mendengar suara merdu dari bibir Jamilah yang tipis dan merah seksi. Atau barangkali mereka juga ingin melihat pinggul Jamilah yang patah-patah saat bergoyang. Pantatnya yang kenyal berlenggak-lenggok segera menciptakan kepuasan tersendiri. Juga buah dadanya yang ranum seakan hendak jatuh dari atas panggung.  Saat kendang ditabuh, kaki kanan Jamilah yang putih dan jenjang diangkat ke atas sound system di sisi panggung. Ia memainkan sepatunya yang tinggi. Lalu, seruling pun mengalun merdu. "Tangan di atas semua yokkk!" Seketika itu para penonton langsung riuh dan serempak mengangkat tangan dengan satu irama umpama telah terhipnotis oleh liukan badan Jamilah yang bergoyang ke kanan dan ke kiri. Di bawah panggung, para penonton goyang tak beraturan. Ada yang

Cerpen: MALAM BERDARAH

 Disclaimer : cerita mengandung gore. 18++ Jam 01:10 [Belum tidur?] pesan dari Ken, kawan satu kelasku. Perasaan ganjil muncul tiba-tiba. Sebelumnya, ia jarang mengirim pesan, terlebih untuk hal basa-basi seperti ini. Biasanya, kami hanya berbalas pesan untuk membahas pertandingan sepak bola. Pesan sudah telanjur kubaca, tak mungkin kuabaikan.  [Belum,] balasku. [Kenapa?] Malam itu, entah mengapa mataku enggan terpejam. Beberapa cerita pendek telah selesai kubaca untuk membuat mataku lelah, kemudian terkatup. Namun, semakin banyak kata-kata yang kubaca, mataku semakin terjaga.  Dadaku kian bergemuruh seperti ada ketakutan yang mengintai di balik jendela. Angin berkesiur, membuat ranting dan daun-daun saling bergesekan. Suara-suaranya menjadi aneh seolah suara seseorang yang merintih-rintih mencari pertolongan. Terlebih, tidak ada orang di rumah. Orang tuaku pergi ke luar kota. Ketakutan kian mencekam. Keningku berpeluh.  [Aku nggak bisa tidur, Jo.] [Sama.] [Aku masih belum bisa move on

JEMARI BERTUNAS

Gambar
Image by Canva Jubaedah naik pitam mendengar warta tentang kenakalan anaknya di sekolah. Ia mendapat surat panggilan dari Kepala Sekolah pagi ini. Dengan wajah merah kesumba, ia melangkah menyeruak pintu kayu dan membantingnya hingga atap ikut bergetar. "Anak kurang ajar!" racaunya sambil terus mengayunkan kaki beralas sandal karet tipis. *** "Jadi, apa kesalahan yang telah anak saya buat, Bu?" "Kemarin dia berantem, tak memakai sepatu, baju dikeluarkan, bolos, jajan saat jam pelajaran, gak ngerjain tugas, tidur di kelas, makan di kelas, kentut di kelas, gangguin anak-anak perempuan sampai nangis, malak uang jajan adik kelas, coret-coret dinding, dan masih banyak lagi, Bu. Buku CKS (Catatan Kriminal Siswa) sampai penuh dengan nama anak Ibu," Bu Kepala Sekolah menjelaskan secara detail tanpa terselip kealpaan. "Hari ini dia tidak memakai topi dan tidak memakai dasi. Kuku-kukunya juga sangat panjang dan hitam. Ih! Teman-temannya sampai ketak

TERJEBAK!

Gambar
Image by Canva Nyanyian burung malam membuatku terjaga. Ditambah riuh gemerisik serangga yang seolah turut menghantui tidurku. Mata sayup-sayup menilik jam di atas nakas, pukul 03.15. Usai Ramadan, bingung jika terbangun pada jam ini, mau apa? "Solat malam, dong, atau makan sahur buat puasa sawal," gumamku menatap langit-langit yang dipenuhi jaring lengket laba-laba. Namun, ini sangat mengerikan. Maksudku, aku tak berani bangun sendirian di dapur dan mengambil air wudhu di kamar mandi yang tak beratap. Dari kamar mandi, kehidupan malam tampak begitu mengerikan, di mana siluet yang dihasilkan sinar rembulan menciptakan lukisan dunia lain. Aku beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, meninggalkan selimut yang berserak akibat posisi tidur yang tidak jelas. Layaknya orang yang mempunyai alter ego, aku coba keluarkan sisi beraniku walau agak sulit. Tangan meraba tembok mencari saklar pemantik aliran elektrik. Lampu menyala terang. Aku duduk sebentar menenangk

Creepypasta: BERUBAH!

Gambar
#cerita #creepypasta #flashfiction Image by Canva Sinar mentari tergelincir menembus celah jendela bertralis besi bunga-bunga mawar. Ugh! Sangat menyilaukan. Mataku masih berat untuk dibuka. Badan terasa sakit-sakit bagai dipukul warga sekampung. Tidak biasanya tubuhku seperti ini. Seingatku, aku selalu tidur tepat waktu. Aku termangu sesaat, lalu lanjut membersihkan kotoran yang menepi di pojok bola mata. Disaat sedang asyik membelai mata, tiba-tiba suara adzan asar Mang Sanusi melantun merdu. Ah, waktunya untuk masak menu berbuka. Kolak selalu menjadi menu andalan bulan puasa. Aku segera meraih satu sisir pisang lilin, lalu mencincangnya menjadi ukuran kecil minimalis. Deg! Tiba-tiba kepalaku pusing. Mata berkunang-kunang, badan sempoyongan, dan pandangan kabur. "Awww!!!" teriakku refleks. Pisau bermata tajam menyayat telunjuk kiriku. Segera aku raih kain sekenanya untuk menghentikan darah yang terus mengalir. Namun, tunggu! Kenapa darahku berwarna hijau menyala.

Gore: GULAI KOKI PSYCHO

Gambar
#cerita #creepypasta #flashfiction Image by Canva "Nak, rambutmu berantakan sekali," tutur seorang wanita setengah tua kepada anaknya. Rambut hitam anaknya dibelai dengan penuh kasih sayang. "Ibu, rapikan, ya?" Tangannya meraih karet jepang lalu lanjut mengepang rambut anaknya. "Rambutmu terlalu panjang. Kau masih belum bisa merawatnya dengan benar. Lihatlah! Cat rambut merah ini belum kau basuh," racaunya. Tangannya masih sibuk mengaitkan karet-karet itu di sela-sela rambut berkilau anaknya. "Ibu potong sedikit, ya?" Tanpa persetujuan dari anaknya, ia langsung meraih gunting baja putih yang mengkilat terang. Ia potong rambut anaknya itu inci demi inci hingga sedap dipandang. "Sudahlah, Nak, tak usah ditangisi," ucapnya sambil mengusap air mata yang menetes dari kelopak mata eksotis anaknya. Mata itu benjol, lebam, dan merah. Entah berapa liter air mata yang telah tumpah, tak tahu. Mata itu menyiratkan kesedihan yang teram