Sepanjang Pesisir Tanggamus (1), Sepanjang Pesisir Tanggamus (2)

 


#puisi


Sepanjang Pesisir Tanggamus (1)


Sepanjang jalanmu, yang kulihat hanya laut

aroma garam yang begitu kental,

gelegar ombak yang rindu kaki wisatawan,

dan rumpun buih putih, seputih tawa anak-anak pesisir dan penjual ikan yang lebih banyak menjajakan kenangan laut; basah keringat pemancing yang tak kering diamuk angin


sepasang camar menukik ke pasir putih, 

adakalanya mereka paling tahu, 

bagaimana menghabiskan sisa-sisa yang

tertinggal di bibir pantai: badai cinta semalaman, kata-kata bualan, dan surut pasang harapan dari bisik gemuruh laut 

mengguguh tiap dada yang melewatinya


manakala kudatangi lagi jalanmu, 

jalan kecil yang berbatu,

apakah masih sepetak kebun kelapa itu,

rumah-rumah rapuh di dusun asing, 

dan lanskap teduh lengang siang,

jadi potret bisu yang terus kukenang

dalam samar tua ingatan


Tanggamus, 11 Mei 2022


...

#Puisi


Sepanjang Pesisir Tanggamus (2)


Yang pernah menyisir sepanjang

garis pantaimu, pasti suka

menenggelamkan kaki, membiar tiap riak

air memecah letih sampai waktu pasang

meninggi dan perlahan matahari memudar

memancar ke laut jingga,

sampan-sampan bersandar ke tepian,

dan tampaklah langit menjala tiap 

lantun gema bibirmu


Selalu, tiap sore angin berembus kencang

dan memerangkapku jadi tanggul pemecah abrasi yang siap menampung segala debur atau tembok grafiti yang menulis senyap suara orang pesisir yang tak jadi melaut


Tiap sore, suasana jadi sentimentil,

pada detik-detik yang rawan, angin laut diam-diam menyusup, menahan langkah menjauhi heningmu, sebab barangkali nasib baik tak seramah hari ini


Pagelaran, 20 Mei 2022


🌞

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: RINDU MENGAJARKANKU

Cerpen: BINTANG