Postingan

Gore: GULAI KOKI PSYCHO

Gambar
#cerita #creepypasta #flashfiction Image by Canva "Nak, rambutmu berantakan sekali," tutur seorang wanita setengah tua kepada anaknya. Rambut hitam anaknya dibelai dengan penuh kasih sayang. "Ibu, rapikan, ya?" Tangannya meraih karet jepang lalu lanjut mengepang rambut anaknya. "Rambutmu terlalu panjang. Kau masih belum bisa merawatnya dengan benar. Lihatlah! Cat rambut merah ini belum kau basuh," racaunya. Tangannya masih sibuk mengaitkan karet-karet itu di sela-sela rambut berkilau anaknya. "Ibu potong sedikit, ya?" Tanpa persetujuan dari anaknya, ia langsung meraih gunting baja putih yang mengkilat terang. Ia potong rambut anaknya itu inci demi inci hingga sedap dipandang. "Sudahlah, Nak, tak usah ditangisi," ucapnya sambil mengusap air mata yang menetes dari kelopak mata eksotis anaknya. Mata itu benjol, lebam, dan merah. Entah berapa liter air mata yang telah tumpah, tak tahu. Mata itu menyiratkan kesedihan yang teram

Cerpen: TUAH BERTULAH

Gambar
Cerpen oleh Firman Image by Canva  “Tolonglah Pak. Beri saya waktu satu bulan lagi. Saya janji akan segera melunasi semua hutang saya , ” pinta Juminem. “Halah, bohong! Selalu saja janji, janji dan janji! Sudahlah! Ayo ambil barang-barangnya!” suruh Lelaki kasar berbadan gempal  kepada anak buahnya. “Pak jangan, Pak! Tolonglah, Pak!” Juminem berusaha mencegah orang-orang itu, namun usahanya sia-sia. Semua barang diangkut untuk melunasi hutang-hutangnya. *** “Pak, saya sudah tidak kuat lagi,” ucap Juminem kepada suaminya. “Saya nggak kuat hidup dalam kesusahan terus,” sambungnya samb il menangis tersedu-sedu. “Ya yang sabar, Buk! Pasti nanti ada jalannya,” ucap Pak Karyo, suaminya. “Ya tapi kapan, Pak! Anak kita sebentar lagi masuk sekolah dan kita belum punya apa-apa! Lelah, Pak!” “…,” Pak Karyo hanya bisa terdiam sambil meremat kain hitam yang ada di samping bantalnya. Semenjak suaminya sakit, Juminem harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Kec

SAJAK GUBAHAN SANG PERINDU

Gambar
 Puisi oleh Firman Image by Canva Untuk saat ini, keahlian yang kumiliki hanya menangis, merintih, dan meminta belas kasihan kepada bintang-bintang yang gemerlap, kepada burung-burung yang bisu, dan juga kepada bulan yang sinarnya tak menghangatkan untuk menyampaikan salam yang tak mampu aku ucapkan Seperti titik dan koma yang tak berakhir, rindu ini pun begitu Sesepi apapun tetaplah ramai, yaitu detak jantung yang merindu akan kehadirannya Senyumnya yang paling setia menyapa Membangunkan eunoia yang tertimbun lama Senyum ini selalu dipaksakan untuk manis Memang menyakitkan, tetapi selama raga ini masih bisa mengukir jejak di atas tanah, aku akan tetap berusaha menjaga perasaan ini untuknya agar tetap sama pada saat bertemu Seperti ombak yang tak jemu memecah kesunyian pantai, seperti burung-burung yang tetap bersenandung di tengah malam, seperti mentari yang tak pernah lelah menebarkan kesetiaan pada bumi, dan seperti tanah yang ta