SAJAK GUBAHAN SANG PERINDU
Untuk saat ini,
keahlian yang kumiliki hanya menangis,
merintih, dan
meminta belas kasihan kepada bintang-bintang yang gemerlap,
kepada
burung-burung yang bisu, dan juga kepada bulan yang sinarnya tak menghangatkan
untuk
menyampaikan salam yang tak mampu aku ucapkan
Seperti titik dan
koma yang tak berakhir, rindu ini pun begitu
Sesepi apapun
tetaplah ramai, yaitu detak jantung yang merindu akan kehadirannya
Senyumnya yang
paling setia menyapa
Membangunkan eunoia
yang tertimbun lama
Senyum ini selalu
dipaksakan untuk manis
Memang
menyakitkan, tetapi selama raga ini masih bisa mengukir jejak di atas tanah,
aku akan tetap
berusaha menjaga perasaan ini untuknya
agar tetap sama
pada saat bertemu
Seperti ombak
yang tak jemu memecah kesunyian pantai,
seperti
burung-burung yang tetap bersenandung di tengah malam,
seperti mentari
yang tak pernah lelah menebarkan kesetiaan pada bumi,
dan seperti
tanah yang tak pernah lelah menjadi tumpuan
Dalam senyum ini,
terpendam luka yang tumbuh menjadi rindu
dan semak yang
tumbuh menjadi belukar
Tiada hal lain
yang mampu mengobati rasa ini
Kecuali
pelukannya yang dapat menawarkan racun di cawan rinduku
Tanggamus, April
2020
Komentar
Posting Komentar
Mohon maaf jika ada salah kata, kritik dan saran selalu saya domba.