Belajar Diksi

BELAJAR DIKSI
(Membuat Pesan Sebuah Artikel sampai ke Pembaca)

ENAM JENIS PERUBAHAN MAKNA 

1. Perubahan makna meluas, 
2. Perubahan menyempit, 
3. Perubahan ameliorasi, 
4. Perubahan peyorasi, 
5. Perubahan metafora,
6. Perubahan metonimi.

PERUBAHAN MAKNA MELUAS 
merupakan perubahan makna yang tadinya mengandung makna yang sempit atau khusus menjadi mengandung makna yang luas atau umum. 
Contoh : Ibu
Ibu yang bermakna sebenarnya adalah orang yang melahirkan kita, meluas menjadi siapapun wanita yang lebih tua dari kita atau kedudukannya lebih tinggi.
Contoh :
Ibu guru yang saya hormati.

PERUBAHAN MAKNA MENYEMPIT 
adalah perubahan kata yang tadinya mengandung makna yang luas atau umum menjadi mengandung makna yang sempit atau khusus. 
Contoh : Penulis
Penulis makna sebenarnya adalah orang yang menulis, menyempit maknanya menjadi sebuah profesi.
Contoh kalimatnya :
Raditya Dika adalah seorang penulis. 

PERUBAHAN MAKNA AMELIORASI 
adalah  kata yang baru dianggap lebih tinggi atau lebih baik nilainya dibandingkan kata yang lama. 
Contoh  kata bini menjadi istri. 
Kata istri dianggap lebih sopan sehingga nilai kata istri lebih baik daripada kata bini.

PERUBAHAN MAKNA PEYORASI 
adalah  kata yang baru dianggap lebih rendah atau lebih buruk nilainya dibandingkan kata yang lama. 
Contoh  kata hamil menjadi bunting. Kata bunting yang menggantikan kata hamil dianggap kurang sopan sehingga nilai kata bunting lebih rendah daripada kata hamil.

PERUBAHAN MAKNA METAFORA  
adalah perubahan makna karena persamaan sifat antara dua benda atau objek, seperti putri malam dan bulan, dan empu laut dan pulau. Salah satu sub tipe metafora adalah sinestesia. Sinestesia merupakan perubahan makna berdasarkan perubahan istilah antara dua indra. Contoh sinestesia adalah kata penciuman yang disandingkan dengan kata tajam dan kata pendengaran yang disandingkan dengan kata terang.

PERUBAHAN MAKNA METONIMIA  
adalah perubahan makna yang terjadi karena hubungan yang dekat antara suatu kata dengan kata yang lain yang masih terdapat pada lingkungan yang sama dan dapat diklasifikasikan menurut tempat dan waktu, hubungan isi dan kulit, dan hubungan sebab dan akibat. Contoh perubahan makna metonimia adalah penggunaan kata gedung putih untuk membicarakan tentang Presiden Amerika seperti pada kalimat, “Pihak Gedung Putih sedang membahas kebijakan nuklir dengan negara-negara sekutu.”

Perubahan makna metonimia yang lebih kecil disebut sinekdoke yaitu perubahan makna pada suatu kata yang bersifat sebagian untuk menyebut keseluruhan dan suatu kata yang bersifat keseluruhan untuk menyebut sebagian. 
Contoh penyebutan batang hidung untuk menyebut badan atau wujud seperti pada kalimat, “Maling itu sudah lari dan tak terlihat batang hidungnya lagi.”

Gejala yang mirip dengan metonimia adalah elipsis, yaitu kondisi saat dua kata atau lebih yang sering muncul bersamaan dapat memberi pengaruh timbal balik secara semantis sehingga jika salah satu dari kata tersebut dihilangkan, kita masih dapat mengetahui makna secara keseluruhan. 
Contoh elipsis adalah sepucuk (surat) undangan dan pemain (bola) basket.
Contoh lainnya Memasak (Beras menjadi) Nasi 

Sumber: Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: RINDU MENGAJARKANKU

Cerpen: BINTANG

Sepanjang Pesisir Tanggamus (1), Sepanjang Pesisir Tanggamus (2)